Berikut dibawah ini adalah beberapa point penting yang bisa digunakan untuk mengetahui kualitas
mebel jati jepara.
1. Dilihat dari serat kayunya
Cara mengetahui kualitas kayu jati yang pertama adalah dengan melihat
serat kayunya. Kayu jati yang bagus adalah yang sudah berumur tua,
semakin tua umurnya maka semakin stabil penampang papan yang dihasilkan.
Kemungkinan untuk susut, retak pecah atau melengkung bisa di
minimalisir dengan penggunaan kayu yang sudah berumur tua. Darimana kita
tahu kalau kayu jati itu sudah tua? Dengan melihat kerapatan seratnya.
Kayu jati seperti halnya kayu yang lain, terdiri dari lapisan-lapisan kambium yang berkembang tiap tahunnya. Kambium ini membentuk cincin-cincin jika dilihat dari potongan atas, namun kalau dilihat dari potongan
samping maka akan kelihatan rapat atau tidaknya seratnya. Semakin rapat
seratnya, semakin tua berarti umur kayu nya, yang artinya semakin bagus
kualitasnya.
2. Dilihat dari lebar sambungan papannya
Cara mengetahui kualitas mebel jati yang selanjutnya adalah dengan
melihat sambungannya. Sambungan papan yang lebar berarti memakai kayu
yang berdiameter besar, kayu diameter besar berarti berumur sudah tua,
dan kayu tua memiliki kelebihan seperti yang sudah dijelaskan di atas. Tapi berapa lebar papan yang bagus? Tergantung dari grade atau
kualitas mebel yang anda pilih: ada 3 jenis kualitas yakni grade C untuk kualitas standard, B untuk kualitas bagus, dan Grade A untuk kualitas terbaik.
3. Dilihat dari konstruksinya
Konstruksi dalam hal ini adalah kekuatan dan kerajinan. Untuk mengetahuinya bisa mengeceknya dengan menggoyang goyang, melipat lipat, melihat bagian bawah dan dalam
mebel yang hendak dibeli. Cari bagian-bagian yang retak atau kemungkinan
pecah terutama di bagian sambungan-sambungan kayu seperti daun meja, kaki-kaki kursi
dan bagian lain yang rentan rusak. Jika tidak ada masalah,
bisa diambil kesimpulan kalau mebel ini bagus dari sisi
konstruksinya.
4. Dilihat dari finishingnya
Cara mengetahui kualitas mebel jati berikutnya adalah dengan melihat
hasil akhir finishingnya. Halus tidak? Ada tanda2 mengelupas tidak? Rapi tidak ? Ini penting karena bagaimana pun bagusnya papan kayu yang
dipakai, akan sia2 jika finishingnya tidak sesuai dengan keinginan para pemesan. Namun mengenai masalah mengelupas, para pemesan tidak bisa serta merta meniai
bahwa itu jelek kualitasnya. Ada satu style finishing yang justru
mengharuskan adanya pengelupasan alami karena mengimitasi mebel klasik
yang sudah berumur ratusan tahun. Namun pada dasarnya finishing yang
bagus tidak lagi mengelupas atau berindikasi untuk begitu, bahkan style
antik tersebut juga tidak lagi mengelupas karena hanya imitasi model
antik.
5. Diliihat dari banyaknya cacat alami kayu
Cacat alami kayu yang kami maksud disini adalah yang disebut “Mata
kayu”. Pemakaian komponen dengan cacat mata kayu seperti gambar
di samping juga harus dibatasi karena bisa menimbulkan risiko retak dan
pecah pada permukaan papan. Mabel dengan Grade A pemakaian kayu dengan
cacat mata kayu di batasi dengan hanya 5 titik pada permukaan lebar
seperti daun meja besar, 2 titik pada komponen ukuran medium seperti
pada sandaran kursi dan bangku dan 0 toleransi untuk komponen yang lebih
kecil. Sedangkan pada produk Mebel Kayu Jati dengan Grade C toleransi
cacat kayu lebih besar meskipun cacat seperti ini tidak selalu di
temukan dalam setiap Log kayu jati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar